Selasa, 27 September 2016

Fungsi dan Jenis Tari

·         Fungsi Tari Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pendapat tentang fungsi Tari:
1)      Menurut  Curt Sachs: Magis dan Tontonan
2)      Soedarsono: (dalam fungsi primernya) Upacara, Pergaulan (sosial), Tontonan (pertunjukan)
3)      Alan P. Merriam: ekspresi emosional, kenikmatan estetik, hiburan, komunikasi, representasi simbolis, respon fisik, memperkuat konformitas norma-norma sosial, pengesahan institusi-institusi sosial dan ritual-ritual, sumbangan pada pelestarian serta stabilitas kebudayaan, dan membangun integritas masyarakat.
4)      Anthony V. Shay: Refleksi dari organisasi sosial; sarana ekspresi ritual, sekuler, dan keagamaan; ungkapan serta pengendoran psikologis; refleksi dari kegiatan ekonomi.
5)      M. McNeil Lowry: citra masyarakat Amerika di maca negara; sarana komunikasi serta sarana saling memahami antara Amerika dan negara-negara lain; ekspresi tujuan nasional; pengaruh penting dalan dunia pendidikan; kunci penting bagi pengertian orang Amerika untuk memahami dirinya, zamannya, serta tujuannya; lapangan kerja bagi angkatan muda; dalam bentuk yang melembaga sangat vital bagi sumber-sumber kemasyarakatan, moral, serta pendidikan; bagus bagi bisnis terutama di sentra penduduk yang baru; komponen untuk memperkokoh benteng moral dan spiritual bagi suatu bangsa yang keamanannya terancam.

·         Jenis Tari berdasarkan Tema Garap

1.   Tema Dramatik
Yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari ataupun banyak penari. Misalnya pada tari Menak Kocar (tunggal), Karno Tandhing (berpasangan). Pada tema dramatik bentu kelompok dibedakan menjadi :
a.      Dramatari berdialog dibagi 2 yaitu :
-         Dramatari berdialog prosa.
Contoh : Wayang orang, prembon (Bali)
-         Dramatari berdialog puisi / tembang.
Contoh : Langendriyan, Langenmandrawanara
b.   Dramatari tanpa dialog
Contoh : Sendratari (Seni, Drama dan Tari)

2.   Tema Non Dramatik
Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan sesuatu.
Contoh : Tari Kuda-Kuda, Tari Golek, dll

3.   Tema Heroik
Pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau tandingan yang menggambarkan kegagahan dan keperwiraan.
Contoh : Tari Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil

  
4.   Tema Erotik

Karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria dan wanita. Dalam tema dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan.
Contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih



5.   Tema Imitatif / Totemitis
Tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang atau hewan dan alam.
Contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari Kupu-Kupu


6.   Tema Pantomime / Mimitis

Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak orang atau menggambarkan suatu bentuk aktifitas manusia.
Contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong


Sumber: www.seputarpengetahuan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar